Selasa, 06 Mei 2014

KONSERVASI ARSITEKTUR KAWASAN CAGAR BUDAYA SETU BABAKAN (bagian 3)

Perkampungan Budaya Betawi – Setu Babakan’ terdiri dari 4 ragam, yakni;

1.  Wisata Alam dan Wisata Air

Kawasan hijau dan danau

2.  Wisata Budaya

Pentas atraksi budaya dan tradisi, kursus belajar tari Betawi dan

Silat Beksi, Hajatan Betawi, Arsitektural kampung Betawi, dsb

3.  Wisata Kuliner Tradisional

Aneka jajanan kampung dan masakan Betawi

4.  Wisata Fisotek Unggul

Bibit tanaman, buah, serta ikan – unggas piaraan dan konsumsi.



Anda bisa datang berwisata berdasarkan selera kunjung :

  • Sabtu & Minggu (pentas budaya & kuliner lengkap)
  • Hari libur keramaian khusus (terutama hari HUT RI, HUT Jakarta & Hari Libur Islam)
  • Hari Senin s/d Jumat  (lebih sepi dan nyaman bagi pengunjung wisata alam danau)


SITEPLAN

siteplan situ babakan





  • wisata kampung budaya

Wisata kampoeng budaya yang disajikan antara lain arsitektur rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, bangunan masjid dan rumah-rumah kampung, bahkan warung kios makanan juga tak luput dari karakter arsitektural betawi berhiaskan langkan dan lisplang gigi balang.
  • Ruang terbuka hijau
Taman disekitar danau ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, Jengkol, dsb
  • Kuliner betawi
Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini areal wisata Setu Babakan, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll. dijajakan disana.
  • Taman bermain
Tempat untuk rekreasi air seperti bermain perahu air – bebek kayuh, Perahu naga dengan penumpang beregu, menyaksikan penduduk menjala ikan di pagi hari, dan areal pemancingan baik yang menghadap danau atau empang-empang sewaan disekitar danau. Lahan luas hijau adalah area bagi yang menyukai aktifitas olah raga pagi, jalan kaki, lari, bersepeda, atau senam gerak badan. Jalur trek yang mengitari danau luas adalah rute nyaman sepanjang mata memandang.

sumber gambar : http://kesetubabakannyok.wordpress.com/kabar/


Pentas kesenian seperti; Lenong, Ondel-ondel, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Ngarojeng, dsb. adalah ragam pentas budaya yang dapat dinikmati di panggung utama dan telah dijadwalkan setiap bulannya. Penyelenggaraan Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan seperti Penganten Sunat, Slametan Pindah Rumah, Khatam Qur’an, Nujuh Bulan, dapat dilakukan di sini, bahkan jika pengunjung ada yang berkenan mengadakan upacara seperti tersebut diatas, dapat menyelenggarakannya di tempat ini dengan perjanjian terlebih dahulu.


sumber tulisan  : http://kesetubabakannyok.wordpress.com/kabar/



KONSERVASI ARSITEKTUR KAWASAN CAGAR BUDAYA SETU BABAKAN (bagian 2)

Tinjauan pustaka
pintu masuk
sumber : http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=ZUpOL1ZYdy9P=&nav=geo

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.

Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.


TINDAKAN PELASTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA SETU BABAKAN
  • keseniaan budaya dan rumah khas betawi

Salah satu daya tarik Setu Babakan adalah pertunjukan budaya khas Betawi.  Terutama pada bulan Juni-Juli, bertepatan dengan ulang tahun kota Jakarta, di tempat ini banyak diselenggarakan atraksi pertunjukan kesenian asli Betawi, seperti Qasidah, Marawis, Keroncong, Tanjidor, Lenong, dan Tari Cokek.
rumah panggung berarsitektur khas betawi perlu dijaga dan di lestarikan.
rumah khas betawi
sumber  : http://setubabakan.wordpress.com/about/

  • Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama OSEBA (onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu pagi di depan halaman panggung utama.


OSEBA (onthel Setoe Babakan)
sumber  : http://setubabakan.wordpress.com/about/


Sumber tulisan :
http://setubabakan.wordpress.com/about/

http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=ZUpOL1ZYdy9P=&nav=geo